anda pengunjung ke:

Selasa, 17 Maret 2009

Cara Mudah Berbagi Akses Internet

Ciplus punya dua PC. Salah satunya, yang bersistem operasi Windows Vista, terhubung ke Internet. Sementara PC yang lainnya tidak tersambung ke Internet. Ciplus ingin agar semua PC-nya bisa terhubung ke Internet.

Saat ini Ciplus punya dua pilihan untuk menghubungkan PC yang satu lagi ke Internet. Pilihan pertama, Ciplus bisa memasang koneksi Internet baru ke PC-nya. Tapi tentu ini pilihan yang kurang efisien. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat koneksi baru sudah pasti tidak sedikit. Belum lagi urusan pengadaan perangkatnya.

Pilihan yang ke dua, Ciplus bisa membagi akses Internet di PC yang satu ke PC lain melalui jaringan. Membagi akses Internet juga bisa dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama, Anda bisa menggunakan proksi.

Anda harus menginstal peranti lunak proksi di PC yang terhubung ke Internet. Di PC satunya, atur di Internet Options-nya agar mengarah ke proksi. Pengaturan ini ada di menu [Start] > [Control Panel] > [Network and Internet] > [Internet Options]. Di jendela Internet Options, pilihlah tab [Connections] dan klik [LAN Settings]. Beri tanda cek pada [Use a proxy server for your LAN (These settings will not apply to dial-up or VPN connections)]. Kemudian isikan nama PC atau alamat IP PC yang memiliki akses Internet pada kolom Address. Jangan lupa isikan port-nya pada kolom Port. Klik [OK] dua kali dan setelah itu, Anda bisa mengakses Internet dari semua PC.

Alternatif lain, jika Anda tak ingin repot menginstal proksi, adalah Anda bisa memanfaatkan fitur untuk berbagi akses Internet di Windows Vista. Caranya, ikuti langkah berikut ini.

1. Klik [Start] > [Control Panel] > [Network and Internet] > [Network and Sharing Center].
2. Pada panel Tasks yang berada di sebelah kanan, pilih opsi [Manage Network Connections].
3. Di jendela baru yang muncul Anda akan melihat sederetan perangkat yang terdapat di PC Anda. Klik kanan pada perangkat yang menjadi sumber asupan akses Internet, lalu pilih [Properties].
4. Di jendela Properties, pilihlah tab [Sharing].
5. Berikan tanda cek di depan opsi [Allow other network users to connect through this computer’s Internet Connection].
6. Pada bagian Home networking connection, pilihlah jenis koneksi jaringan yang Anda gunakan, apakah berupa [Local Area Connection] ataukah [Wireless Network Connection].
7. Apabila Anda ingin agar koneksi terbetuk tiap kali ada permintaan dari PC klien, berikan pula tanda cek di depan opsi [Establish a dial up connection whenever a computer on my network attempts to access the Internet].
8. Kliklah tombol [Settings] yang baru saja aktif.
9. Berikan tanda cek di depan opsi layanan yang akan dibagi pakaikan. Jika Anda ingin membagi pakai seluruh jenis layanan yang ada di Internet, Anda dapat memberikan tanda cek di depan semua opsi layanan.
10. Tekan [OK] untuk menyimpan semua perubahan yang telah Anda lakukan.

Setelah melakukan semua pengaturan itu pastikan, IP PC Anda yang terkoneksi ke Internet ber akhiran 1. Jadi misalkan Anda menggunakan IP 192.x.x.x, Anda harus mengatur PC Anda yang terkoneksi ke Internet dengan 192.168.0.1.

Sementara di PC lainnya (client), Anda harus mengatur IP-nya dalam satu network dan arahkan gateway beserta DNS-nya ke IP PC yang terkoneksi ke Internet.

Senin, 16 Maret 2009

Mengubah Tampilan Windows XP

Bosan dengan tampilan Windows XP Anda? Kini Anda bisa mengubah tampilan Windows XP menjadi seperti Windows Vista, Mac OS, FlyakiteOSX, Fedora atau Ubuntu. Software yang biasa disebut sebagai Transformation Pack tersebut akan mengubah total tampilan Windows XP Anda.

Untuk mengubah tampilan caranya cukup mudah. Anda tinggal mendownload software-software di bawah ini (sesuai dengan tampilan yang Anda inginkan) lalu install software tersebut.
Vista Transformation Pack

vista-transformation-pack.jpg

FlyakiteOSX

FlyakiteOSX

Fedora Transformation Pack

Fedora Transformation Pack

Mac OS Transformation Pack

Mac OS Transformation Pack

Jumat, 13 Maret 2009

Praktik - Komputer Forensik

Komputer Forensik
Forensik merupakan sebuah proses ilmiah dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menghadirkan berbagai bukti pada sidang pengadilan karena adanya kasus hukum. Lalu, apa yang dimaksud dengan Komputer Forensik?

Image
Berbeda dari pengertian forensik pada­ umumnya, komputer fo­ren­sik­ dapat diartikan sebagai pe­ngumpu­lan­ dan analisis data dari berbagai­ sumber daya komputer yang mencakup sistem komputer, ­jaringan komputer, jalur komu­nikasi, dan berbagai­ media penyimpanan yang layak untuk diajukan dalam sidang pengadilan.
Komputer forensik banyak ditempatkan dalam berbagai keperluan, bukan hanya untuk menangani beberapa kasus kriminal yang melibatkan hukum, seperti rekons­truksi perkara insiden keamanan komputer,­ upaya pemulihan kerusakan sistem, peme­ca­han masalah yang melibatkan hardware ataupun software, dan dalam memahami sistem atau pun berbagai perangkat digital agar mudah dimengerti.
Komputer forensik merupakan ilmu baru yang akan terus berkembang. Ilmu ini didasari oleh beberapa bidang keilmu­an lainnya yang sudah ada. Bahkan, komputer forensik pun dapat dispesifikasi­ lagi menjadi beberapa bagian, seperti Disk Foren­sik, System Forensik, Network Forensik, dan Internet Forensik.
Pengetahuan Disk Forensik sudah terdo­kumentasi dengan baik dibandingkan dengan­ bidang forensik lainnya. Beberapa kasus yang dapat dilakukan dengan­ bantuan­ ilmu­ Disk Forensik antara lain mengem­balikan file yang terhapus, menda­pat­kan password, menganalisis File Akses dan System­ atau Aplikasi Logs, dan sebagai­nya.
Tentunya untuk mendapatkan semua informasi tersebut, Anda memerlukan sejumlah software, seperti EnCase, yang dikembangkan oleh Guidance Software Pasadena, Linux DD yang pernah digunakan oleh FBI (Federal Bureau Investigation)­ dalam kasus Zacarias Moussaoui, dan Jaguar­Forensics Toolkit, yaitu sebuah tool yang diperkaya dengan beberapa­ feature menarik, seperti generator report untuk memenuhi kebutuhan komputer forensik, (gambar 1).
Image
Interface program JaguarForensics ToolKit yang dapat digunakan oleh Anda untuk mendapatkan sejumlah informasi secara rinci mengenai hardware, sistem operasi, aplikasi, network, dan sebagainya.
Permodelan Forensik
Model forensik melibatkan tiga komponen terangkai yang dikelola sedemikian rupa­ hingga menjadi sebuah tujuan akhir dengan segala kelayakan dan hasil yang berkualitas. Ketiga komponen tersebut adalah:
  • Manusia (People), diperlukan kualifikasi­ untuk mencapai manusia yang berkua­litas. Memang mudah untuk belajar komputer forensik, tetapi untuk menjadi­ ahlinya, dibutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan dan pengalaman.
  • Peralatan (Equipment), diperlukan sejumlah perangkat atau alat yang tepat untuk mendapatkan sejumlah bukti (evidence) yang dapat dipercaya dan bukan­ sekadar bukti palsu.
  • Aturan (Protocol), diperlukan dalam menggali, mendapatkan, menganalisis, dan akhirnya menyajikan dalam bentuk laporan yang akurat. Dalam komponen aturan, diperlukan pemahaman yang baik dalam segi hukum dan etika, kalau perlu dalam menyelesaikan sebuah kasus perlu melibatkan peran konsultasi yang mencakup pengetahuan akan teknologi informasi dan ilmu hukum.

Tahapan pada Komputer Forensik
Ada empat fase dalam komputer forensik, (gambar 2) antara lain
Image
Empat tahapan dalam komputer forensik.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data bertujuan untuk meng­i­den­tifikasi berbagai sumber daya yang dianggap penting dan bagaimana semua data dapat terhimpun dengan­ baik.
2. Pengujian
Pengujian mencakup proses penilaian dan meng-ekstrak berbagai informasi yang relevan dari semua data yang dikumpulkan. Tahap ini juga mencakup bypassing proses atau meminimalisasi berbagai feature­ sistem operasi dan aplikasi yang dapat menghilangkan data, seperti kompresi, enkripsi, dan akses mekanisme kontrol. Cakupan lainnya adalah meng­alokasi file, mengekstrak file, pemeriksanan meta data, dan lain sebagainya.
3. Analisis
Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejumlah metode. Untuk memberikan kesimpulan yang berkualitas­ harus didasarkan pada ketersediaan sejumlah data atau bahkan sebaliknya, dengan menyimpulkan bahwa “tidak ada kesimpulan”. Hal tersebut sa­ngat dimungkinan­kan. Tugas analisis ini mencakup­ berbagai kegia­tan, seperti identifikasi user atau orang di luar pengguna yang terlibat secara tidak langsung, lokasi, perangkat, kejadiaan, dan mempertimbangkan bagaimana semua komponen tersebut saling terhubung hingga mendapat kesimpulan akhir.
4. Dokumentasi dan laporan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil­ dokumentasi dan laporan, seperti:
Alternative Explanations (Penjelasan Alternatif)
Berbagai penjelasan yang akurat seharusnya dapat menjadi sebuah pertimbangan untuk diteruskan dalam proses reporting. Seorang analis seharusnya mampu menggunakan sebuah pendekatan berupa metode yang menyetujui atau menolak setiap penjelasan sebuah perkara yang diajukan.
Audience Consideration (Pertimbangan Penilik)
Menghadirkan data atau informasi keseluruh audience sangat berguna. Kasus yang melibatkan sejumlah aturan sangat membutuhkan laporan secara spesifik berkenaan dengan informasi yang dikumpulkan. Selain itu, dibutuhkan­ pula copy dari setiap fakta (evidentiary data) yang diperoleh. Hal ini dapat menjadi sebuah pertimbangan yang sangat ber­alasan. Contohnya, jika seorang Administrator Sistem sebuah jaringan sangat memungkinkan untuk mendapatkan dan melihat­ lebih dalam sebuah network traffic dengan informasi yang lebih detail.
Actionable Information
Proses dokumentasi dan laporan mencakup pula tentang identifikasi actionable information yang didapat dari kumpulan­ sejumlah data terdahulu. Dengan­ bantuan data-data tersebut, Anda juga bisa mendapatkan dan meng­ambil berbagai informasi terbaru.

Standarisasi Komputer Forensik
Standarisasi harus dapat mengisi seluruh­ aktivitas dalam komputer forensik. Hal ini mencakup Pendefinisian, Prinsip, Proses, Hasil, dan “Bahasa”. Sejumlah organisasi yang berhubungan langsung dengan bidang komputer forensik bertujuan untuk­ memberikan parameter yang berkualitas. Beberapa organisasi tersebut antara lain IOCE (The International Orga­nization on Computer Evidence), IACIS (The International Association of Computer Investigative Specialist), dan masih banyak lainnya.
Informasi esensial pada registry
Perhatikan secara seksama apa yang ditim­bul­kan dari proses forensik sehubungan de­ngan Windows Registry. Anda dapat melihat secara langsung ke dalam sistem, sebenarnya apa saja yang disimpan dalam system registry di Win­dows. Salah satu contoh yang dapat Anda lihat adalah, bagaimana sejum­lah password disimpan pada regis­try? Hal ini mengacu langsung pada informasi system registry yang terdapat dalam
HKCU\Software\Microsoft\Internet Explorer­\Intel\Forms\SPW
HKCU\Software\Microsoft\Protected Storage System Provider

Tentunya, contoh di atas sangat membingungkan. Jika Anda ingin memahami lebih mendalam registry tersebut, guna­kan­lah sebuah aplikasi yang memiliki kemampuan untuk menampilkan semua informasi yang tersimpan di dalamnya, misalnya program Protected Storage PassView. Dengan bantuan aplikasi ini, Anda dapat menggali lebih dalam semua informasi yang tersimpan dalam registry tersebut. Fungsi yang diunggulkan dari aplikasi ini adalah mampu memperlihatkan password dari program Internet Explorer, Outlook Express, dan MSN Explorer (gambar 3).
Image
Dengan bantuan program Protected Storage PassView, Anda dapat mengetahui password yang digunakan.
Kompleksitas dalam komputer forensik­ akan bertambah jika melibatkan cakupan yang lebih luas, seperti sistem yang diintegrasikan dengan jaringan komputer, aktivitas­ user yang bersangkutan, bahkan berkaitan dengan pencarian informasi mengenai komputer apa saja yang pernah terkoneksi dengan komputer suspect. Aplikasi lainnya yang cocok Anda manfaatkan untuk keperluan seperti­ itu adalah program­ TotalRecall, (gambar 4).
Image
TotalRecall, tool forensic analysis gratis yang dapat digunakan untuk mengakses informasi yang telah terdokumentasi.
Program ini merupakan salah satu foren­sic analysis tool gratis yang dapat digunakan untuk mengakses informasi yang telah terdokumentasi. Selain itu, tool ini dapat dipakai untuk melakukan rekons­­truksi beberapa aktivitas yang berjalan di dalam sistem, misalnya investigasi sejumlah­ aktivitas yang terjadi dalam Microsoft Internet Explorer (Index.dat), informasi data user, Internet Cookies, Internet His­tory, dan sebagainya.

Training online
Cukup banyak profesi yang berkaitan dengan komputer forensik, salah satunya The SCERS (Seized Computer Evidence Recovery Specialist). Jika tertarik, Anda juga dapat mengekplorasi beberapa web­site berikut:
http://www.fletc.gov
http://www.nwc3.org
http://www.infosecinstitute.com
Info Buku:
Image
Jika Anda ingin mengetahui lebih dalam ulasan "Komputer Forensik", tersedia buku dengan judul yang sama yang diterbitkan PT Elex Media Komputin­do. Semuanya akan diulas secara lengkap dalam buku ini.
Komputer Forensik
No. ISBN 978-979-27-2771-5
Penulis : Feri Sulianta
Penerbit Elex Media Komputindo
Terbit Juni - 2008
Source: CHIP 07 2008
Author: Feri Sulianta



Guide – Overclocking Prosessor Intel Core i7 Part III

Mitos Tegangan Overclocking Intel Core i7

Tegangan atau voltase mutlak diperlukan untuk overclocking. Tegangan tidak hanya berperan dalam pencapaian overclocking, namun juga berpengaruh besar pada kestabilan overclocking itu sendiri. Mitos-mitos menyangkut tegangan seperti tegangan memory jangan lebih dari 1.65 volt, karena dapat merusak prosesor memang ada benarnya. Bila dilihat dari arsitektur Core i7 sendiri, IMC sudah terintegrasi pada prosesor, dampak dari pemberian tegangan memory yang berlebihan akan dapat merusak IMC sekaligus prosessor itu sendiri. Hal ini sebelumnya sudah terjadi pada AMD. Untuk menghindari hal tersebut para produsen motherboard AMD membatasi pilihan tegangan memory untuk menghindari rusaknya IMC pada prosesor. Lalu, bagaimana nasib memory memory DDR3 yang memiliki tegangan operasional diatas 1.65 volt ? Apakah masih bisa digunakan? Dalam percobaan yang dilakukan, penulis pernah menggunakan tegangan hingga 1.8 volt dalam jangka waktu cukup lama dan tidak mengalami degradasi pada prosesor atau hingga prosesor mati. Ternyata pengaruh tegangan memory secara tidak langsung mempengaruhi tegangan lainnya, terutama tegangan IOH (tegangan chipset atau IOH Core Voltage) dan QPI/ VTT Voltage. IOH Voltage memiliki nilai default 1.2 volt dan QPI/VTT Voltage memiliki nilai default 1.1 volt. Dalam percobaan, ternyata efek menaikkan nilai kedua tegangan ini sangat membantu kestabilan sistem terutama pada frekuensi memory tinggi dan tegangan memory yang tinggi. Penulis mengatur IOH Voltage pada 1.25 volt dan QPI/VTT Voltage pada 1.3 volt. Pada nilai ini diperoleh kecepatan DDR3-2000 dengan tegangan 1.74 volt dan berjalan stabil. Screenshot dapat dilihat di bawah ini.

Image
Klik untuk melihat gambar besarnya

Penjelasan mengenai pilihan tegangan lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Image
Klik untuk melihat gambar besarnya

Kesimpulan

Overclocking pada platform Core i7 ini lebih menarik dibandingkan platform sebelumnya. Ada kesamaan yang kentara dengan overclocking pada platform AMD. Tentu saja karena keduanya menggunakan konsep arsitektur yang sama. Kecepatan prosessor tidak lagi menjadi kemutlakan dalam mendapatkan kinerja yang lebih, namun parameter lain seperti QPI Bus, Uncore Frequency dan tentu saja kecepatan memory menyumbang peranan yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Hasil overclocking yang ideal diperoleh dari kombinasi kecepatan prosessor, QPI Bus, Uncore Frequency, serta kecepatan memory. Komponen komponen ini saling terkait dengan erat, disinilah letak keunikan overclocking Core i7.

Guide – Overclocking Prosessor Intel Core i7 Part II

QPI Link Speed.


Nilai QPI Bus diperoleh dari hasil perkalian Bclk dengan QPI Multiplier (QPI Link Speed). Pada kondisi Bclk berjalan pada kecepatan lebih tinggi dari standar (overclock), QPI Bus juga akan ikut teroverclock. QPI Multiplier pada kondisi default untuk Core i7-965 XE adalah 48, dengan Bclk 133 MHz, maka 48 x 133 MHz = 6.384 GT/s (dibulatkan menjadi 6.4 GT/s). Sedangkan pada prosessor Core i7 -920 dan Core i7, QPI Bus lebih rendah, yaitu 4.8 GT/s, diperoleh dari perkalian 36 x 133 MHz, artinya Core i7-920 dan 940 memiliki QPI Multiplier standar sebesar 36.

Ketika melakukan overclock melalui Bclk, dimana kecepatan Bclk dinaikkan dari kondisi normal, misalnya 150 MHz, QPI Bus menjadi 48 x 150 MHz = 7200 (7.2 GT/s), terkadang terjadi ketidakstabilan sistem pada kondisi QPI Bus setinggi ini. Untuk mengatasi masalah tersebut serta meningkatkan kestabilan sistem, bisa Anda dapat menaikkan pasokan tegangan (voltase) pada VTT dan PLL. Ini bisa Anda lakukan dari BIOS, pada submenu MIT pilih QPI PLL Voltage atau QPI VTT.

PERHATIAN: Perubahan tegangan ini hanya dapat dilakukan bila Anda menggunakan cooling non standar Intel atau 3rd party cooling dengan performa tinggi. Naikkan tegangan sedikit demi sedikit dan selalu uji kestabilan sistem dengan benchmark.

Jika pilihan menaikkan tegangan terlalu beresiko, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah/menurunkan nilai QPI Link Speed, di BIOS disediakan beberapa multiplier mulai dari AUTO, x36, x44, x48 dan Slow Mode.

Image

Selain itu, dengan menurunkan QPI Link Speed, perolehan Bclk serta total clock prosessor juga akan lebih tinggi karena QPI Bus masih dalam batas toleransi.

Di bawah ini dapat dilihat tabel QPI Bus dengan berbagai kemungkinan Bclk, CPU Ratio dan QPI Link Speed

Image
Klik gambar untuk melihat versi besarnya

Uncore Frequency


Uncore Frequency berhubungan dengan kecepatan L3 Cache sekaligus memiliki ikatan yang erat dengan QPI dan IMC. Semakin tinggi Uncore Frequency maka kinerja akan semakin tinggi, meski pada kecepatan prosessornya sama. Gambar di bawah ini akan menjelaskan posisi Uncore pada sebuah prosessor Core i7.

Image

Uncore Frequency diperoleh dari hasil perkalian : Bclk x Uncore Multiplier. Pada kondisi standar, Bclk 133 MHz, Uncore Multiplier bernilai 12, sehingga Uncore Frequency menjadi 1600 MHz. Pilihan Uncore Multiplier disediakan di BIOS dari 12 hingga 30. Jika ingin menaikkan kecepatan Uncore, Anda tinggal ubah nilai Uncore Multiplier ke angka yang lebih besar. Limitasi Uncore untuk pendingin berbasis udara atau air (Heatsink Fan atau Watercooling) sekitar 4000 Mhz sampai 4100 MHz. Sedangkan jika menggunakan pendingin subzero (Dry Ice, Phase Change atau Liquid Nitrogen), limitasi Uncore ada pada angka 4500 MHz sampai 4600 MHz.

Image

Memory Multiplier


Faktor penting terakhir dalam overclocking Intel Core i7 adalah Memory Multiplier. Prosessor berkecepatan tinggi (dibaca : clock), akan memiliki performa yang tidak seimbang bila tidak diikuti dengan kecepatan memory yang tinggi juga. Disini memory multiplier memegang peranan. Dua buah sistem dengan prosesor yang sama dan kecepatan clocknya sama bisa berbeda dalam hal kinerja karena perbedaan frekuensi memory.

Di bawah ini terdapat tabel kalkulasi divider dan kecepatan memory. Motherboard yang digunakan adalah GIGABYTE EX58 Extreme, sehingga tabel ini diperuntukan hanya untuk motherboard tersebut

Image
Klik gambar untuk melihat versi besarnya


Multiplier Memory dapat diubah dari BIOS pada pilihan System Memory Multiplier di dalam sub menu MIT. Multiplier yang disediakan mulai dari 6.0, 8.0, 10.0, 12.0, 14.0, 16.0 dan 18.0. Misalkan Core i7-965XE dengan Bclk 133 MHz berjalan pada kondisi standar, memory berjalan pada kecepatan 1333 MHz. Hal ini berarti multiplier memory bekerja pada 10.0. Jika ingin menaikkan performa sistem tanpa menaikkan kecepatan Bclk atau CPU Ratio, naikkan saja memory multiplier ke angka multiplier yang lebih tinggi. Untuk mencapai hal ini tentu saja dibutuhkan memory DDR3 yang mampu berjalan lebih tinggi.

CONTOH: Sebuah sistem berbasis Intel Core i7 menggunakan memory DDR3 Triple Channel 1600 MHz. Ketika dipasangkan pada kondisi standar, BIOS akan tetap mengenalinya sebagai DDR3-1333, multiplier memory yang bekerja pada multi 10. Alangkah mubazirnya, kecepatan memory setinggi ini hanya berjalan pada 1333 MHz. Untuk dapat memanfaatkan kecepatan 1600 sesuai standarisasi pabrik memory, memory multiplier dapat diubah menjadi 12.00, sehingga kecepatan memory berjalan pada 1600 MHz ( 133 MHz x 12.0). Kecepatan memory juga akan ikut berubah, bila Bclk dinaikkan. Contoh Bclk pada kecepatan 150 MHz dengan memory multiplier 12, total kecepatan memory yang diperoleh akan menjadi 150 Mhz x 12.0 = 1800 MHz.

Guide – Overclocking Prosessor Intel Core i7 Part I

Oleh: Benny Lodewijk N. Lase

Sebelum lebih jauh mengupas tentang bagaimana overclock pada prosessor Intel Core i7, terlebih dahulu saya ingin memperkenalkan teknologi prosessor ini dan perbedaannya dengan teknologi yang ada sebelumnya.

IMC (Integrated Memory Controller) & Triple Channel DDR3

Perbedaan mendasar antara teknologi Core i7 dengan teknologi Core 2 Duo/Core2 Quad terletak pada IMC (Integrated Memory Controller). Pada Core2 Duo/Core 2 Quad, IMC tertanam di dalam chipset (X38, X48, P45, dan sebagainya). Hal ini menyebabkan kemampuan throughput dari memory sangat tergantung dari kemampuan chipset. Sedangkan pada Core i7, IMC dipindahkan ke prosesor sehingga chipset secara teoritis dapat bekerja lebih ringan dan throughput kecepatan memory bandwidth lebih cepat karena tidak perlu lagi melewati chipset (Northbridge).

Image

Perbedaan arsitektur Core 2 Duo/Core2 Quad dengan Core i7

Front Side Bus 1066, 1333 dan 1600 MHz yang dikenal pada prosessor Core2 Duo/Core2 Quad berganti menjadi QPI (Quick Path Interconnect) pada Core i7. Demikian juga kecepatan FSB yang dulunya maksimal 1.6 GT/s berlipat menjadi 6.4 GT/s. Hal ini dikarenakan kecepatan memory controller internal pada CPU lebih efektif dibandingkan memory controller pada Northbridge, belum lagi ditambah implementasi Triple Channel DDR3 pada platform Core i7. Walaupun, manfaat atau efek implementasi Triple Channel DDR3 ini masih belum begitu signifikan pada aplikasi nyata.

Sebagai tambahan, pada Core i7 Intel kembali mengimplementasikan teknologi Hyperthreading (HT) atau juga dikenal Simultaneous Multi Threading (SMT). Total inti prosessor pada Core i7 berjumlah 4 buah inti (core) dan masing masing inti memiliki SMT, sehingga total ada 8 thread pada sebuah prosessor Core i7.

QPI (Quick Path Interconnect)

QPI adalah kecepatan bus pengganti FSB, kalau FSB adalah jalur transmisi data antara chipset, prosessor dan memory, QPI lebih sederhana lagi. QPI adalah kecepatan transmisi data dari prosessor ke chipset. Bila sebelumnya kita mengenal Northbridge sebagai chipset yang mengatur prosessor, memory dan jalur PCI-E, maka pada Core i7, chipset dikenal dengan nama IOH (Input-Output Hub) yang bertugas sebagai jalur input dan output dari seluruh sistem.

Bclk (CPU Host Frequency) & CPU Multiplier

Total clock atau total frekuensi sebuah prosessor Core i7 adalah hasil dari perkalian CPU Host Frequency (Bclk) dengan CPU Multiplier (CPU Ratio). Sebagai contoh, sebuah prosessor Core i7-965 Extreme Edition memiliki kecepatan sebesar 3.2 GHz, kecepatan ini berasal dari hasil perkalian 24 (CPU Ratio) dengan 133 MHz (Bclk).

24 x 133 MHz = 3192 MHz (dibulatkan menjadi 3200 MHz)

Untuk mengubah settingan ini di dalam BIOS (penulis menggunakan motherboard GIGABYTE EX58-Extreme) masuk ke sub menu M.I.T. Disitu ada pilihan perubahan frekuensi Bclk dari 1 hingga 1200 dan CPU Clock Ratio dari 1x hingga 44x (tergantung dari jenis prosessor yang dipakai). Perubahan pada angka Bclk otomatis akan mengubah frekuensi total prosessor.

Contoh :
24 x 150 MHz = 3600 MHz (3.6 GHz)

Image

Dengan mengubah Bclk (CPU Host Frequency) dari 133 menjadi 150, Anda akan mendapatkan kecepatan prosessor sebesar 3600 MHz (3.6GHz). Nilai ini 400 MHz lebih tinggi dari kecepatan standar prosessor Core i7-965 Extreme Edition.

Khusus untuk Core i7-965 Extreme, overclocking juga dapat dilakukan dengan mengubah nilai CPU Ratio atau CPU Multiplier.

Contoh :

28 x 133 MHz = 3724 MHz (3.724 GHz)

Image

Dengan mengubah nilai CPU Clock Ratio dari 24 menjadi 28, akan didapatkan frekuensi prosessor sebesar 3724 MHz dari kecepatan standar 3200 MHz. Sekali lagi perlu diperhatikan, overclocking dengan mengubah CPU Clock Ratio hanya berlaku untuk prosessor jenis Core i7-965 Extreme. Untuk Core i7-920 dan 940 CPU Clock Ratio tidak dapat diubah ke angka yang lebih tinggi, karena secara fabrikasi Intel telah mengunci CPU Clock Ratio. Untuk Core i7-920 dan 940, overclocking hanya dapat dilakukan dengan mengubah CPU Host Frequency (Bclk).

Perlu diingat, pada kondisi ter-overclock, faktor kestabilan sistem harus diperhatikan. Ketidakstabilan dapat terjadi karena banyak hal, salah satunya diakibatkan kecepatan QPI yang ikut naik (bila Bclk yang dinaikkan), faktor lainnya adalah kecepatan DDR3 dan Uncore Frequency yang ikut naik dari standarnya.

Gambarannya dapat dilihat di bawah ini

Image

QPI standar prosessor Intel Core i7-965 Extreme adalah 6.4 GT/s dengan Bclk sebesar 133 MHz, Uncore Frequency 2.66 GHz dan DDR3 pada kecepatan 1333 MHz. Perhatikan gambar di atas, jika Bclk dinaikkan sebesar 150 MHz akan berdampak pada naiknya frekuensi QPI, Uncore dan DDR3, ketiga komponen ini erat dan saling ketergantungan dengan Bclk. Bila salah satu dari ketiga komponen ini bekerja pada kondisi tidak normal atau pada kecepatan lebih tinggi dari standar dan toleransi telah terlewati akan menyebabkan ketidakstabilan pada system. Contoh ketidakstabilan system berupa restart tanpa sebab, tidak dapat masuk ke operating system, aplikasi sering error dan masih banyak lagi. Untuk mengatasi ketidakstabilan system teroverlock, disediakan divider atau ratio pada masing masing komponen QPI, Uncore dan DDR3.

Kamis, 05 Maret 2009

Windows XP - Cara Cepat Mengakses Disk Management

Membuka fungsi Disk Management sering dilakukan dari My Computer di desktop. Adakah cara yang lebih cepat?
Image
Tips: Tentu saja ada. Anda bisa lang­sung membuka Disk Management tanpa harus melalui jalan yang panjang. Klik "Start | Run". Dalam input box, ketikkan "DiskMgmt.msc" (tanpa tanda kutip) lalu klik "OK".

Source: CHIP 07 2008
Author: Desmal Andi

Microsoft Word 2003 - Italics dan Bold dengan Sekali Tekan

Untuk mengubah format teks dalam Microsoft Word menjadi tebal (Bold), Anda tinggal menekan tombol “Bold” yang ada di dalam toolbar. Begitu juga untuk memiringkan teks, Anda hanya tinggal menekan tombol “Italics”. Untuk teks tebal dan miring, tentunya Anda harus menekan kedua tombol tersebut secara berurutan.
Image
6. Miring dan Tebal: Bisa dilakukan untuk dokumen Word hanya dengan sekali klik.
Tips: Cara tadi lazim dilakukan oleh pengguna Microsoft Word terhadap isi dokumennya. Secara bergantian, Anda harus menekan dua tombol fungsi agar teks bisa menjadi tebal dan miring. Padahal, dengan sedikit trik Anda bisa membuat teks dalam format tebal dan miring hanya dengan sekali klik. Namun, untuk melakukan hal tersebut, Anda harus memanfaatkan fasilitas makro.

Sebagai langkah awal, Anda buka program Visual Basic Editor dari menu “Tools | Macro” atau dengan menekan kombinasi tombol “[Alt]+[F11]”. Setelah program Visual Basic Editor muncul, buat modul baru dari “Insert | Module”. Selanjutnya, salin list makro di bawah ke dalam modul baru tersebut. Setelah list tertera dengan benar, jalankan proses “Debug | Compile”. Jika proses compile berjalan lancar, lanjutkan ke langkah berikutnya dengan menutup program Visual Basic Editor.

Sub ItalicsBold()

Selection.Font.Bold = True
Selection.Font.Italic = True
End Sub


Agar makro yang Anda buat terintegrasi dengan baik, klik “Tools | Macro | Macros”. Pada window “Macros” klik pilihan “ItalicsBold” dan tekan juga tombol “Organizer”. Pilih tab “Macro Project Item” dan copy-kan modul yang ada di bagian kiri ke bagian kanan. Setelah Anda meng-copy modul tersebut, konfirmasikan dengan “OK”.

Kini, untuk memudahkan pengoperasian fungsi tersebut, Anda perlu membuat tombol baru dalam toolbar. Anda klik saja “Tools | Customize”. Selanjutnya, di bagian “Categories” pada tab “Commands”, Anda pilih “Macros”. Sementara di bagian “Commands”, Anda klik “Normal.Module1.ItalicsBold”. Drag option tersebut ke area toolbar yang masih kosong. Jika sudah, klik tombol baru tersebut dan Anda bisa mengubah namanya sesuai keinginan Anda. Setelah nama dan icon telah Anda ubah, Anda bisa menutup “Customize”. Untuk mengujinya, Anda buka dokumen word lalu seleksi salah satu bagian teks. Klik tombol makro yang baru Anda buat. Lihat hasilnya.

Source: CHIP 07 2008
Author: Desmal Andi

Microsoft Word 2003 - Membuat Slashed Zero dengan Cepat

Untuk keperluan tertentu, terkadang Anda harus mengetikkan angka nol dengan garis diagonal di dalamnya (slashed zero). Untuk angka nol seperti itu, masih banyak pengguna PC yang tidak mengerti bagaimana membuatnya. Berikut tips dari CHIP.
Image
8. Slashed Zero: Dapat dibuat dengan cepat melalui beberapa kombinasi tombol keyboard.
Tips: Beberapa pengguna Microsoft Word membuat angka nol bergaris tengah de­ngan cara mengubah jenis hurufnya. Mereka tinggal mengetikkan angka nol lalu menyeleksinya dan memilih jenis huruf tertentu sehingga angka nol memiliki garis diagonal di dalamnya. Cara lainnya adalah dengan menggunakan simbol. Namun, ada cara lainnya yang bisa Anda lakukan langsung dari lembar kerja.

Saat Anda berada dalam dokumen Word, posisikan kursor dalam area yang Anda inginkan lalu tekan tombol “[Ctrl]+[F9]”. Selanjutnya, dalam tanda kurung yang muncul, Anda ketikkan “eq \o (0,/)” (tanpa tanda kutip). Jika sudah, Anda tinggal menekan kombinasi tombol “[Shift]+[F9]”. Lihat hasilnya. Slashed Zero ini bisa Anda copy lalu Anda letakkan di area lainnya dalam dokumen Word. Jadi, Anda cukup membuatnya sekali saja.

Source: CHIP 07 2008
Author: Desmal Andi

Microsoft Word 2003 - Menyimpan Dokumen Langsung ke Flash Disk

Saat ini, banyak pengguna Word yang menyimpan dokumen pekerjaannya di media flash disk agar mudah dibawa-bawa. Mereka tinggal meng-copy dari Windows Explorer atau menyimpannya langsung dari program Microsoft Word. Apabila Anda menginginkan program Microsoft Word memiliki fungsi penyimpanan (Save As) langsung ke dalam flash disk, Anda patut mencoba trik berikut ini.
Image
7. Tidak Bisa: Dokumen yang selesai diedit bisa langsung disimpan ke flash disk.
Tips: Agar trik ini berjalan lancar, pertama-tama Anda harus mengetahui, di drive mana flash disk terdeteksi oleh PC. Untuk trik ini, CHIP mengasumsikan flash disk terdeteksi di drive H. Anda tinggal mengganti drive H ini dengan drive lainnya, jika PC Anda mendeteksi flash disk tidak di drive H. Setelah urusan drive ini selesai, kini Anda dapat membuka program Microsoft Word.

Sub FileCopyToH()

Dim OrName As String
OrName = ActiveDocument.FullName
ActiveDocument.SaveAs “H:\” + ActiveDocu ment.Name
ActiveDocument.SaveAs OrName
End Sub


Di lembar kerja Microsoft Word, Anda buka program Visual Basic Editor dari menu “Tools | Macro”. Kemudian, Anda buat modul baru dari menu “Insert | Module”. Salin list makro yang berada di boks di atas. Anda tinggal mengganti drive H dengan drive lainnya jika port USB Anda mendeteksi flash disk bukan di drive H. Setelah itu, jalankan proses “Debug | Compile” dan tutup Visual basic Editor.

Sama seperti trik-trik makro lainnya, Anda harus mengintegrasikan makro yang baru Anda buat. Oleh karena itu, klik “Tools | Macro | Macros”. Pilih option “FileCopytoH” dan tekan tombol “Organizer”. Pastikan Anda berada dalam tab “Macro Project Items” dan copy-kan modul yang ada dalam bagian kiri ke bagian kanan lalu klik “OK”.

Langkah berikutnya adalah membuat tombol makro di area toolbar. Buka “Tools | Customize”. Di bagian “Categories”, pilih “Macros”. Di bagian “Commands”, drag option “Normal.Module1.FileCopytoH” ke area toolbar yang masih kosong. Setelah itu, klik kanan tombol makro tersebut lalu Anda ubah nama dan icon-nya. Jika sudah, tutup “Customize”. Sekarang, setelah dokumen selesai Anda edit, Anda bisa lang­sung menyimpannya ke dalam flash disk di drive H.

Source: CHIP 07 2008
Author: Desmal Andi

catatan:

semua artikel ini diambil dari link-link dari daftar link blog ini dan dari beberapa blog komputer

produk-produk dari microsoft

produk dari asus

KabarIndonesia

HACKERS